Ini adalah peristiwa yang saya alami
tadi sore, saat kuliah bersama dr. Bramantyo –kuliah tentang katarak. Setelah
panjang lebar menjelaskan tentang katarak, mulai dari yang sifatnya genetik
sampai yang disebabkan oleh trauma, tibalah saatnya pemutaran video. Dalam
video itu ditampilkan proses pembedahan mata bagian lensa secara konvensional.
Bagaimana cairan yang keruh itu disedot kemudian digantikan dengan cairan yang
baru. Setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Yang terjadi selanjutnya adalah saya heran
kenapa teman-teman bertanya: ada apa Wan? Kamu kenapa?
Setelah minum air putih dan kesadaran mulai
kembali. Saya mencoba mengingat kembali apa yang sudah terjadi. Kenapa
teman-teman sampai memandangi saya, menanyakan apa yang terjadi, sampai kuliah
sempat jeda sejenak. Ternyata saya sempat tidak sadarkan diri. Berapa lama
tidak sadarnya saya tidak bisa mengukur karena setelah saya tanyakan ke teman
disamping katanya saya kejang-kejang seperti orang yang sakaratul maut,
kira-kira hampir 5 menit sampai saya benar-benar sadar dan bisa diajak bicara.
Setelah mendapat informasi itu, saya mencoba
merekam kembali apa yang terakhir saya rasakan: Saya menonton video, kemudian
teringat cerita bagaimana (alm) Bapak dulu pernah kedatangan seorang pekerja
yang matanya ketusuk duri rotan sampai pandangannya menjadi kabur. Setelah
teringat memori itu, saya merasa sedang mengalami hal serupa, seperti dioperasi
tapi tidak dibius atau dianastesi.
Pandangan kabur, perut mulas, nafas terasa
cepat, seperti ada yang mengejar. Dan.. BLANK. Begitu bangun langsung
keringat dingin.
Hahaha.. saya jadi malu saat sadar dan
kemudian ada yang bertanya: kenapa? Jawabannya; saya tidak sadarkan diri,
karena terpengaruh oleh video yang saya nonton.
Ini adalah kedua kali saya tiba-tiba tidak
sadar diri. Dulu karena buku, entahlah, begitu kuatnya buku itu menghipnotis
seolah saya sendiri berada langsung dalam cerita menjadi tokoh utama yang
menyaksikan peristiwa itu. Berarti memang semacam ada phobia terhadap
sesuatu. Kok sampai membuat kejang dan tidak sadarkan diri? Saya belum mendapat
penjelasannya.
Anehnya, tindakan operasi lain tidak membuat
saya ketakutan seperti tadi. Bahkan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan video pembantaian kerusuhan Poso yang saya liat. Kecuali mata. Ya,
ketika menyaksikan pembedahan mata atau hal-hal lain tentang mata, ada perasaan
phobia. Bahkan ketika kecelakaan motor beberapa bulan lalu saya
membayangkan hal serupa. Jujur, trauma yang paling saya takuti di tubuh saya
sendiri adalah trauma mata. Entahlah, mungkin karena di daerah saya sendiri
banyak melihat penderita yang berhubungan dengan mata, katarak mata, trauma
mata, dan sebagainya.
Setelah selesai kuliah, Dokter Bram bertanya
kenapa dan kemudian saya jelaskan sebagaimana adanya, dan beliau menjawab:
tidak apa-apa, perlu latihan agar terbiasa. J
Sekian. [Solo, 15 April 2015]
No Response to "Seperti Sakaratul Maut"
Posting Komentar