Dulu waktu masih kecil, Mama pernah tanya ke saya cita-cita, saya nyeletuk aja jawab, "Pengen jadi wartawan."
Jawaban itu spontan saja keluar, padahal saat itu, saya sendiri tidak tahu wartawan itu ngapain aja tugasnya. Haha.. Mama yang kelihatan tidak suka mendapat jawaban itu, langsung membalas, "Heh, cita-cita kok jadi wartawan."
Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi menjawab profesi itu kalau ditanya orang. Mama secara tidak langsung turut mematikan harapan itu. 😃
Lupakan kejadian itu.
Saya ingin membedah sedikit tentang buku ini, buku yang saya baca tiga tahun yang lalu. Isinya tidak mengajarkan teori-teori tentang jurnalisme, tapi langsung praktik di lapangan bagaimana menjalani profesi sebagai seorang jurnalis investigasi.
Dari buku ini saya jadi tahu kalau Mas Dandhy Dwi Laksono lah yg bekerja keras di balik liputan investigasi kasus Munir, jauh sebelum era sosial media. Sayang sekali, selain jam tanyangnya dibatasi, juga ditaruh di waktu yang tidak strategis saat pemirsa mulai beranjak tidur, kalah rating sama sinetron.
Bukan hanya kasus Munir, Mas Dandhy juga meliput kasus GAM di Aceh. Liputan langsung di lokasi konflik, sampai harus kencing di celana saat mendengar suara tembakan basoka TNI AD, hehe.
Selain itu, juga melakukan investigasi terhadap perusahan-perusahan nakal yang melakukan pengrusakan hutan. Tentu semua itu butuh nyali yang besar.
Inilah yang membedakan jurnalis investigasi dengan jurnalis biasa (regular). Jurnalis regular hanya memberi informasi suatu kejadian, tapi tidak menyelediki kasus lebih dalam, mencari tahu penyebabnya (what and who).
Siapa pun yg mau menggeluti profesi sebagai jurnalis, khususnya jurnalis investigasi, buku ini semacam modul wajib yang harus dibaca. Melalui praktik langsung yang dijalankan oleh penulisnya, dalam buku ini kita mendapat pelajaran mencakup modal apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan investigasi; langkah-langkah yang dilewati; tahap action; teknik peliputan; mengemas laporan; dan tidak lupa kode etik.
Kita jadi tidak heran kenapa film-filmnya WatchDoc punya daya tarik tersendiri, buat saya terutama Ekspedisi Indonesia Biru. Ternyata riset yang dibutuhkan untuk membuat dokumentasi sebaik itu bukanlah hasil dari pengalaman kemarin sore.
Setelah membaca buku ini, saya pribadi menjadi ragu, apakah saya punya keberanian seperti seorang Dandhy Laksono. Ini bukan pekerjaan mudah, bahkan resikonya nyawa.
No Response to "JURNALISME INVESTIGASI"
Posting Komentar