Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

J O D O H

DOA SEMOGA DAPAT JODOH

Seorang sahabat diskusi denganku mengenai jodoh. Dia kadang berdoa kepada Allah dengan menyebut nama seseorang dalam doanya, semoga kelak menjadi jodohnya. Dan dia memintaku untuk juga menyelipkan doa untuknya ketika aku sedang berdoa. Apakah itu salah?

Kami terlibat diskusi panjang yang hangat.

Tentu berdoa seperti itu tidak salah. Hanya saja, menurut pendapatku itu adalah selemah-lemahnya doa. Kesannya, kita seperti sedang menyuruh dan memaksa Tuhan, walaupun Allah tidak melarang, bahkan menyuruh kita untuk meminta hanya kepada-Nya. Antara berdoa atau “menyuruh” memang terdapat garis batas yang sangat tipis. Dua hal yang menjadi dialektika dalam perjalanan spiritual seseorang.

Jika kita mau merenungkan, maka doa sesungguhnya memiliki stratifikasi. Aku membaginya menjadi tiga kelompok. 

Pertama orang yang berdoa dengan bertransaksi. Doa sahabatku itu termasuk salah satu di dalamnya. Ada yang sedikit lebih sopan dari sekadar meminta atau “menyuruh” Tuhan, yaitu ber-nazar alias membuat janji dengan Allah akan mengerjakan suatu amalan jika doanya atau harapannya terkabul. Keduanya memiliki perbedaan mendasar, tapi dua-duanya berada dalam satu ruang yang sifatnya transaksi.

Kedua adalah orang yang berdoa secara opsional. Mereka adalah orang yang tidak memiliki permintaan secara spesifik dalam doanya, kecuali semuanya diserahkan pada Allah. Orang-orang seperti ini percaya bahwa apa yang Tuhan berikan kepadanya itulah yang terbaik untuknya. Aku termasuk yang memilih berdoa dengan cara seperti ini dalam mencari jodoh.

Qadarullah, jodoh itu justru datang sendiri kepadaku melalui perantara dosenku, setahun yang lalu. Dialah istriku kini. Sungguh, aku bersyukur dengan yang Allah berikan padaku saat ini. Dan sesungguhnyalah bahwa bersyukur itu sendiri hakikatnya adalah sebuah doa. Semakin seseorang bersyukur semakin ditambah pula nikmat dalam hidupnya (Q.14:7).

Ketiga adalah doa ma’rifatullah. Zikir ma’rifatullah. Yakni doa orang yang berpikir, bertindak dan bekerja sesuai dengan perintah Allah. Hatinya hanya dipenuhi dengan keinginan untuk selalu mengabdi kepada-Nya, dia tidak membutuhkan lagi sesuatu melalui doa. Doanya adalah menjalankan segala amal kebajikan sebanyak-banyaknya. Dengan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, dia sudah tidak punya keinginan dan ambisi apa pun dalam hidupnya kecuali menjadi pengabdi Allah. Orang mengenal mereka sebagai walilyullah. Orang-orang seperti ini, kalau kemudian mereka menikah, boleh jadi semata untuk memenuhi salah satu amalan sebagai yang Allah sabdakan melalui nabi-Nya: menggenapkan separuh agama.

Semua itu aku jelaskan pada sahabatku dengan tidak bermaksud merendahkan orang yang berdoa dengan cara transaksi. Karena aku pun biasa melakukan transaksi tersebut, sering malah.

Namun dalam urusan jodoh, aku punya cara tersendiri dalam berdoa, yang bisa membebaskan seseorang dari kekecewaan, yakni dengan tidak meminta kepada Allah hendak dijodohkan dengan siapa. Implikasinya adalah faktor utama kita menikah menjadi bukan “dengan siapa?”, tapi lebih “karena siapa?”. Jika menikah karena Allah dengan niat ibadah, dia tidak akan pernah ragu siapapun pasangannya, asal sama-sama mengabdi kepada Allah.

SESUATU YANG DINAMIS

Sahabatku ini seorang duda, dia sudah pernah menikah kemudian cerai karena ada masalah (tentu tidak aku ceritakan di sini masalahnya), karena itu aku tertarik untuk mengajaknya berdiskusi lebih dalam mengenai jodoh. Kami mencoba menggali sesuatu yang lebih esensi.

Orang yang sudah menikah lebih dari sekali, bahkan ada yang sampai belasan kali, apakah sesungguhnya dia sudah bertemu dengan jodohnya? Akankah kelak dia hanya bisa memilih salah satu yang akan menjadi pasangan hidup selamanya? Bila dia seorang wanita yang sudah menikah berulangkali, mungkin tiga sampai empat kali, bolehkah kelak dia memilih semua secara bersamaan? Adakah konsep jodoh dunia akhirat?

Tentu banyak orang berharap memiliki pasangan hidup yang abadi, cukup satu-satunya dan akan dia bawa sampai mati; bahkan sampai hidup lagi ---begitu kata salah satu lirik dalam lagunya Bang Haji Rhoma.

Namun, tidak semua harapan manusia berjalan sesuai dengan yang ia inginkan. Tidak semua kisah hidup dan cinta seseorang seperti kisahnya Habibie dan Ainun.

Dunia adalah panggung drama, yang tidak seorangpun dapat sepenuhnya mengendalikan.

Maka biarkanlah semua itu menjadi rahasia Allah yang kelak masing-masing kita menemukan sendiri jawabannya.

Apa artinya semua ini? Jodoh itu adalah sesuatu yang dinamis. Orang yang hari ini sudah menikah, boleh  jadi pencarian jodohnya baru saja dimulai. Sangat mungkin dalam perjalanannya dua insan tersebut akan berpisah, entah karena kematian atau perceraian. Dan kita tidak pernah tahu apakah akan terisi kembali kekosongan yang ditinggalkan.

Dari penjelasan tersebut, orang bisa membangun pemahaman baru, bahwa sesungguhnya dalam mencari pasangan tidak melulu atau bahkan tidak perlu berkenalan terlebih dahulu baru kemudian menikah. 

Sahabatku adalah tipe orang yang merasa aneh jika dia harus menikah dengan seseorang tanpa terlebih dahulu berkenalan atau penjajakan. 

Padahal, ada banyak yg menikah dahulu baru berkenalan. Karena jodoh atau bukan, justru baru ditentukan setelah pernikahan. Jodoh atau bukan, setelah maut menjemputlah baru dapat disimpulkan.

Di antara tiga rahasia Allah, rezeki dan jodoh adalah sesuatu yang sifatnya dinamis. Kecuali kematian. 

Sahabatku termangu, ada semacam wisdom baru tiba-tiba melekat dalam dirinya yang selama ini tidak pernah disadarinya.

***

Jodoh itu; bisa terasa berat kalau kita berusaha mencarinya, justru terasa lebih ringan dengan tidak mencarinya –apalagi memaksa.

Menikahlah karena Dia, bukan menikah karena dia.

25 Oktober 2014

Hari ini 6 tahun yg lalu ada satu peristiwa besar yg hampir merenggut nyawaku.

Momennya hampir sama dengan tadi malam (24 Oktober 2020) saat Barcelona kalah 1-3 dari Real Madrid. Enam tahun yg lalu di hari yg sama (25 Oktober 2014), Barcelona juga kalah dengan skor yg sama dari Real Madrid. 

Waktu itu, aku dan Putra pulang dari nobar El-Clasico. Kami naik motor sendiri2. Saat tiba di pertigaan traffic light Pabelan, dari arah timur, saat hendak belok kanan, motor yg aku kendarai tiba-tiba oleng, ban depannya pecah. Aku yg tidak bisa menjaga keseimbangan akhirnya jatuh ke depan dengan posisi mulut membentur aspal, sementara kedua tangan masih memegang setir. 

Tidak sampai pingsan atau muntah, tapi aku merasakan mulutku penuh dengan pasir. Saat aku coba membuang ludah, terasa ada yg aneh. Ludah tidak bisa terlempar jauh. Aku langsung raba gusi atasku, ya Allah, ada yg longgar seperti anak pagar tercabut. Gigiku rontok dua biji. 

Badan langsung lemas. Bukan karena fisik yg sakit, tapi psikis karena baru saja kehilangan dua mahkota yg sangat berharga dalam hidup kita. 😂

Motor aku biarkan tergeletak di tengah jalan, aku berjalan ke tepi dan langsung duduk sendiri di pinggir jalan sampai kawanku datang membawakan air mineral Aku berkumur. Kemudian aku coba bersiul, ternyata siulan tidak mau bunyi kalau tidak ada gigi. 😄

Kesalahanku waktu itu adalah aku melepas helm. Entah kenapa waktu itu kepala terasa gerah, segera aku lepas helm kemudian merasakan terpaan angin malam. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Terjadilah apa yg harus terjadi. 😅

Qadarullah, belum ajal, Allah ganti dengan rontoknya dua gigi seri (sentral dan lateral kanan), dan lecet di bibir atas yg bekasnya masih ada sampai sekarang. Ini satu peringatan agar lebih berhati-hati, serta menaati peraturan lalu lintas. Mungkin Allah masih memberi kesempatan umur lebih panjang agar aku banyak berbenah dan memperbaiki diri. Semoga kelak saat tiba waktunya dihisab, aku sudah punya bekal di Padang Mahsyar.

KISAH JODOH MENGALIR DALAM SEHARI

Misteri jodoh terkadang mirip seekor kupu-kupu yang terbang menjauh saat terus-menerus dikejar, namun disaat lain hinggap di rambutmu atau telingamu, kemudian ke hidungmu tanpa pernah kau sadari kehadirannya.

Hari ini setahun yang lalu [29-07-2019, pukul 13.06 WITA] –oleh dosen di kampus sekaligus pembimbing waktu pendidikan dokter– aku dikenalkan ke seorang wanita yang sedang dibimbing skripsi oleh beliau. Aku yang waktu itu baru saja bangun tidur mendapat pesan WA tanpa basa basi dari beliau. Langsung salam lanjut tanya kabar, didoakan semoga sehat, ditanya apa sudah punya calon, kemudian dikirim gambar seorang wanita sedang berpose dua jari. Di bawah foto tertulis: “Mau nggak saya kenalin? Namanya Dzati. Angkatan 2016. Bimbingan skripsi saya. Cantik.. pinter.. baik.” kemudian emoticon smile.

Foto selanjutnya yang dikirim adalah Dzati dan teman-temannya yang sedang konsul skripsi. “Pengen cepat nikah dia, ” kata beliau sambil tertawa. Bikin aku ikut tertawa.

Aku terpaut empat angkatan dengannya. Belum pernah ketemu sebelumnya, apalagi kenal. Foto yang dikirim itu adalah pertama kali aku mengenali wajahnya.

Entah kenapa beliau kenalkan dia padaku. Tapi sebelum aku jawab, kupastikan dulu dia asalnya dari mana, apa orang tuanya sudah memberi izin dia menikah, dan selanjutnya apa dia mau diajak ke Sulawesi. Namun, sebelumnya aku minta diberi waktu untuk bertanya ke teman-teman se-angkatannya yang kebetulan aku kenal.

Setelah mendapat banyak informasi, ternyata dia anak FSIKI, lembaga dakwah fakultas yang dulu aku pernah diamanahi jadi mas’ul-nya. Tambahan satu modal keyakinan. Dengan mengucap bismillah aku memberanikan diri menghubunginya, dengan keyakinann: kalau memang jodoh ya insyaAllah jadi, kalau tidak ya berarti memang bukan jodoh.

Pacaran bukan, tapi dibilang ta’aruf juga tidak memenuhi kriteria seperti yang selama ini aktivis dakwah mengenalnya.

Mulailah berkenalan. Aku mulai dengan salam, memperkenalkan nama dan menyampaikan alasan menghubunginya. Dia pun sama. Kemudian, hanya itu. Tidak ada lagi bahan yang bisa kami diskusikan. Tapi, entah naluri itu datang dari mana, aku memberanikan diri bertanya, “Apakah Dzati sudah punya rencana menikah dalam waktu dekat ini dan apakah sudah punya calon suami?”

Lama sekali pesan WA itu tak dibalas. Menyisakan warna biru centang dua. Sempat terlihat di layar dia sedang mengetik… tapi kemudian dibatalkan. Mengetik lagi… behenti lagi. Aku yakin dia grogi, dan aku pun sama. Hahaha.. harap-harap cemas menunggu kelanjutan diskusi. Hingga kemudian dibalasnya juga dengan pertanyaan, “Kenapa mas bertanya seperti itu?”

Panggilan mas membuat jantung berdegub kencang. Karena pertanyaan hanya dijawab pertanyaan, baiklah, saatnya menjelaskan: “Kalau sudah ada rencana menikah dalam waktu dekat ini sementara belum ada calon dan tidak sedang dekat dengan orang lain, insyaAllah saya siap menjadi calon suami Dzati.”

Jantung semakin bedegub kencang padahal tidak sedang bertatap muka.

Kali ini dijawabnya agak lebih cepat, “Saya diskusikan dengan orang tua dulu ya Mas.”

Selanjutnya demi mengurangi kecanggungan, aku minta tolong seorang perempuan sebagai mediator.

Aku kira balasannya masih menunggu besok atau beberapa hari lagi, ternyata dijawab saat itu juga lewat sahabatku. Katanya, aku diminta menghubungi langsung orang tuanya.

Hah, secepat inikah? Ssst, jangan ke-ge-er-an dulu. :)

Jadilah waktu itu memberanikan diri –dengan modal nekat– langsung menghubungi orangtuanya melaui telpon, menunggu selepas shalat magrib. Sambil memohon pada Allah diberi sedikit ketenangan. Sempat bloking setelah selesai menyapa ibunya. Terutama setelah mengenalkan diri, bingung mau ngomong apa selanjutnya. Beginilah kalau tidak dikonsep dulu sejak awal. ^^

Untunglah ibunya bisa mencairkan suasana.

Kemudian aku jelaskan bagaimana dari awal aku bisa mengenal putrinya 5 jam yang lalu. Kemudian memberanikan diri berkata, “Jika Ibu berkenan saya mohon restu hendak menjadikan Dzati sebagai istri,” kataku sambil merapatkan kedua rahang mencoba menghilangkan grogi.

Alhamdulillah.. Jawaban tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata beliau orangnya sangat welcome, bahkan memberikan banyak informasi mengenai sifat dan karakter Dzati. Aku menyimak dengan antusias. Singkatnya, ibunya merestui bahkan mengucap terima kasih. Sebuah kehormatan buatku dipercaya memegang amanah ini. Dalam hati aku berdoa, semoga aku bisa menjadi imam yang baik.

Sampai sejauh itu aku belum mengabari Ibuku di Morowali, hehe.. Untunglah jauh hari sebelum punya calon istri, ibu sudah memberi restu bila hendak menikah. Segera aku kabari beliau. Malam itu aku sampaikan dari awal kisah yang sudah aku lewati hari itu. Alhamdulillah tanggapan Ibu sangat antusias, malahan kata Ibuku, “Kalau memang sudah cocok ya nggak usah lama-lama, sekalian aja buat janjian waktu kapan mau ketemu langsung bapak-ibunya.”

Akhirnya aku telpon kembali orang tua Dzati dan aku sampaikan rencana akan ke Sukabumi –melamar. Setelah dicapai kesepakatan minggu depannya aku putuskan pesan tiket pesawat ke Solo, niatnya ketemu terlebih dahulu dengan Dzati –pertama kali– sebelum berangkat ke Sukabumi.

Aku langsung hubungi Dzati. Masih terlihat kaku dan terlalu formal percakapan kami. Aku sampaikan kalau minggu depan aku berangkat ke Solo dan –insyaAllah– kita akan bertemu di sana.

Alangkah gembiranya aku hari itu, merasa semuanya berlalu begitu cepat dan mengalir dengan mudahnya, sampai-sampai aku lupa belum tahu langsung tanggapan dari dia. Dan baru sadar saat dia kirim pesan: “Mas sudah mendapat restu dari orang tuaku, padahal Mas sendiri belum tau jawaban dari aku seperti apa.” katanya. Uppsss… %$#*@#$%^& :v

***

Itulah peristiwa sekilas, kisah sehari aku berkenalan dengan calon istriku. ^^

Aku percaya takdir: sesuatu yang sudah ditetapkan Allah menjadi jodoh kita, apapun yang awalnya terlihat rumit akan menjadi sederhana. Semua berjalan seperti air yang mengalir dengan derasnya.

***

Seminggu kemudian, saat aku berangkat ke Solo, aku tidak sempat bertemu dengan calon istriku. Dia mendadak harus berangkat ke Jawa Timur untuk penelitian skripsinya. Akhirnya rencana untuk bertemu terlebih dahulu sebelum melamar pupuslah sudah. Tapi tidak mungkin ditunda, aku sudah jauh-jauh datang dari Makassar, lamaran harus tetap berlangsung walau aku belum sempat bertemu dengannya.

Besoknya, aku berangkat ke Sukabumi bersama rombongan keluargaku. Proses lamaran dimulai. Sebenarnya ada lagi kisah unik, konyol, dan lucu. Tapi, biarlah kulanjutkan kisah itu di lain waktu. Bersambung.  


Total kabupaten/kota di Jawa Tengah diurutkan berdasarkan luas wilayah (km2) per Juli 2020:


1. Cilacap 2.124,47
2. Grobogan 2.013,86
3. Brebes 1.902,37
4. Blora 1.804,59
5. Wonogiri 1.793,67
6. Pati 1.489,19
7. Banyumas 1.335,30
8. Kebumen 1.211,74
9. Kendal 1.118,13
10. Pemalang 1.118,03
11. Magelang 1.102,93
12. Purworejo 1.091,49
13. Jepara 1.059,25
14. Banjarnegara 1.023,73
15. Boyolali 1.008,45
16. Wonosobo 981,4
17. Semarang 950,21
18. Sragen 941,54
19. Demak 900,12
20. Rembang 887,13
21. Tegal 876,10
22. Temanggung 837,71
23. Pekalongan 837,00
24. Batang 788,65
25. Karanganyar 775,44
26. Purbalingga 677,55
27. Klaten 658,22
28. Sukoharjo 489,12
29. Kudus 425,15
30. Kota Semarang 373,78
31. Kota Salatiga 57,36
32. Kota Surakarta 46,01
33. Kota Pekalongan 45,25
34. Kota Tegal 39,68
35. Kota Magelang 16,06

NB:
-Terdapat perbedaan data antara BPS provinsi dan BPS kabupaten. Data di atas dari BPS provinsi.
-Kota Magelang adalah Dati II sekaligus kota terkecil se-Indonesia.
-Gambar dari Wikipedia.

7 TUGAS KOPERASI MENURUT TEMPAT, WAKTU DAN KEADAAN


7 TUGAS KOPERASI MENURUT TEMPAT, WAKTU DAN KEADAAN
(Pidato Radio oleh Bung Hatta pada Hari Koperasi I, 12 Juli 1951)

1.      MEMPERBANYAK PRODUKSI terutama produksi barang makanan dan barang kerajinan dan pertukangan yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam rumah tangganya. Bukan saja perluasan tanah dan pekerjaan, tetapi (juga) intensitasnya daripada pekerjaan. Kita harus mengusahakan supaya sesudah beberapa tahun tak perlu lagi kita mendatangkan beras dari luar negeri. Bukti mendatangkan beras dari luar negeri itu saja adalah suatu penghinaan bagi bangsa kita yang menduduki tanah air yang begitu luas dan subur.

2.      MEMPERBAIKI KUALITAS barang yang dihasilkan rakyat. Ambillah contoh misalnya getah (karet) yang dihasilkan di Jambi dan lain-lain daerah. Demikian rendahnya kualitasnya sehingga getah ini perlu digiling kembali di Singapura supaya laku di pasar dunia. Padahal dengan perbaikan kualitas sedikit saja di Singapura, harganya menjadi tiga kali lipat. Berapakah rakyat kita yang kehilangan karena itu?

3.      MEMPERBAIKI DISTRIBUSI pembagian barang kepada rakyat. Koperasi yang tujuannya ialah memenuhi atau melengkapi keperluan bersama lebih mudah mencapai perbaikan distribusi daripada warung dagang asal cukup saja alat-alatnya. Istimewa pada masa barang kurang, orang dagang suka mempermainkan barang, dengan menumpuknya dan menjualnya berdikit-dikit untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

4.      MEMPERBAIKI HARGA yang menguntungkan masyarakat. Masyarakat yang kurang makmur akan merasa beruntung apabila harga barang karena kurang persediaan (paceklik) tidak memuncak setinggi-tingginya. Apabila penjualan barang semata-mata di tangan orang dagang, maka usaha mereka bersalahan dengan tujuan dagang yang sebenarnya, ialah (yakni) menjual semahal-mahalnya. Maka perlulah ada tindakan koperasi untuk mengadakan perbaikan harga yang tujuannya memenuhi keperluan hidup, dapat mempertimbangkan kepentingan masyarakat, dan perbaikan hidup orang seorang sebagai anggota masyarakat.

5.      MENYINGKIRKAN PENGISAPAN dari lintah darat (rentenir). Kalau desa mau makmur maka sistem ijon dan berbagai macam pengisapan rakyat oleh si lintah darat harus dilenyapkan selekas-lekasnya. Pengalaman pada beberapa desa pada waktu yang akhir ini membuktikan bahwa koperasi memang sanggup memberantas ijon (kredit yang diberikan kepada petani, nelayan, atau pengusaha kecil, yang pembayarannya dilakukan dengan panen atau produksi berdasarkan harga jual yang rendah, KBBI). Karena itu pemberantasan ijon dan riba di desa-desa dengan jalan koperasi harus diperhebat.

6.      MEMPERKUAT PEMANDUAN modal. Oleh karena masyarakat kita kekurangan sangat akan modal yang diperlukan untuk produksi, maka pemanduan modal itu oleh koperasi harus diperhebat. Jalan untuk mencapainya ialah mempergiat kemauan menyimpan. Koperasi lebih mudah mengerjakannya karena anggotanya yang bercita-cita itu dapat merasakan keharusan menyimpan itu sebagai suatu kewajiban moril. Dan apabila kegiatan menyimpan itu diperlihatkan oleh anggota-anggota koperasi, maka orang banyak akan mengikuti teladan itu.

7.      MEMELIHARA LUMBUNG simpanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa menghidupkan kembali lumbung desa. Sistem lumbung itu dibarui, disesuaikan dengan tuntutan masa. Lumbung itu alat untuk menyusuaikan produksi dan konsumsi sepanjang masa dan juga menjadi alat penjaga penetapan harga padi. Dengan adanya lumbung itu diusahakan supaya pada waktu panen kelebihan produksi dari keperluan  konsumsi sementara tidak habis dijual dan harga padi tidak turun daripada biasa. Dengan perseduaan padi di lumbung, cukup untuk makanan rakyat dari panen ke panen dan untuk bibit, maka masa paceklik dapat diatasi. Kelebihan produksi padi di desa dari keperluan konsumsi dari panen ke panen diusahakan oleh koperasi menjualnya di kota atau dibawakan ke daerah lain yang berkekurangan. Dan koperasi itu pulalah seboleh-bolehnya, mengusahakan supaya rakyat desa memperoleh berbagai barang keperluan hidup lainnya sebagai tukaran padinya yang dijual.

Sumber: buku “MEMBANGUN KOPERASI DAN KOPERASI MEMBANGUN. Gagasan & Pemikiran”, DR. Mohammad Hatta. Diterbitkan kembali oleh Penerbit Buku Kompas, 2015.

Kabupaten Terluas di Indonesia

Coretan beberapa hari lalu saat gabut. Mantengin 415 kabupaten di Indonesia, mencari tahu yg paling luas mana? Hasilnya, hanya Morowali Utara dan Kep. Selayar kabupaten di Sulawesi yg masuk 40 besar terluas wilayahnya. Jawa tidak ada yg masuk, di pulau ini hanya Banyuwangi kabupaten terluas yg itupun hanya setengahnya Morawali Utara.

Ada beberapa perbedaan antara sumber wikipedia dengan angka di BPS. Setelah ditelusuri lagi, perbedaan itu karena ada beberapa daerah yg tidak mencantumkan luas wilayah perairannya.

Berikut 3 kabupaten terluas wilayahnya se-Indonesia:

1. Merauke. Luas kabupaten ini 44.071 km2 atau setara luas wilayah provinsi Jawa Barat + Banten menjadikan kabupaten ini terluas di Indonesia. Kalau dipindah ke Pulau Jawa, tanah seluas itu bisa dibagi menjadi 30-40 kabupaten yg luas rata2 per wilayahnya antara 1-3rb km2.

2. Malinau. Ini adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Utara. Luasnya 42.620 km2. Ini setara luas provinsi Jawa Timur minus Pulau Madura. Untuk berkunjung antar kecamatan, kadang mereka harus menempuhnya dengan pesawat terbang.

3. Kutai Timur. Masih di Pulau Kalimantan. Luas wilayah kabupaten ini adalah 35.747 km2, mengalahkan luas wilayah provinsi Jawa Tengah. Meski demikian jumlah penduduknya hanya 337rb jiwa (BPS, 2015). Sangat tidak sebanding dengan penduduk Jawa Tengah yg mencapai lebih dari 34jt jiwa. Bahkan dengan penduduk Solo yg luasnya tidak sampai 50 km2, masih kalah.

Untuk mencari data-fakta lain, silahkan teman2 telusur sendiri. :)