Setelah sekian lama tak berjumpa dengan Pak Kunto lewat karya-karyanya. Hari ini saya kedatangan buku yang di dalamnya ada tulisan beliau.
Kuntowijoyo tak pernah lelah mengingatkan pembacanya, bahwa Pancasila tidak harus selalu dilihat dari sudut pandang politik. Ketika deideologisasi terjadi pada 1985 dengan diberlakukannya Asas Tunggal Pancasila, umat Islam justru mengalami kemajuan dalam kebudayaan.
Kata Pak Kunto: "Tidak ada yang mengkhawatirkan dengan deideologisasi. Sebaliknya, dalam satu dasawarsa saja telah terjadi perkembangan luar biasa di lingkungan umat. Perkembangan itu ialah: (1) munculnya Islam sebagai ilmu, dan (2) munculnya Islam inklusif."
Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan bila Islam dalam hubungannya dengan Pancasila harus mengalami deideologisasi. Sebab deideologisasi tidak sama dengan de-Islamisasi.
Lebih tegas lagi Pak Kunto menyatakan:
"Deideologisasi bukanlah de-Islamisasi. Umat harus dapat mengambil hikmahnya dengan ngelmu begja, serba beruntung, "kanan kiri OK". Umat beruntung karena dengan melepas ideologi Islam, ia dapat mengembangkan sayapnya ke segala arah, ke mana pun boleh tanpa cacat-agama (PPP, Golkar, PDI). Umat beruntung karena Islam tidak menjadi tutuhan dengan terjadinya banyak aib nasional (kesenjangan, kolusi, korupsi, monopoli, nepotisme, otoritarianisme). Umat beruntung karena tanpa beban nasional ia dapat melalukan amar makruf nahi munkar. Umat beruntung karena apa pun yang terjadi di percaturan internasional (seperti OKI), Indonesia tetap diperhitungkan sebagai negeri Islam."
Saya sepakat dengan pernyataan Pak Kunto ini, bukan berarti kita ingin menafikan perjuangan politik, melainkan umat juga harus tahu bahwa kebangkitan Islam tidak semata dilihat hanya dari satu aspek saja. Sebab tak dimungkiri diskursus kita hari ini (terutama di media sosial) lebih didominasi oleh Islam dari sudut pandang politik (kekuasaan).
"Islam dapat secara implisit menjadi substansi kekuatan politik, tanpa kekuatan itu harus secara eksplisit mencantumkan Islam dalam AD/ART-nya," tegas Pak Kunto.
No Response to "KUNTOWIJOYO DAN DE-IDEOLOGISASI "
Posting Komentar