Saya selalu suka dan sering makan Bubur Kacang Ijo Madura sejak awal kuliah. Berpindah-pindah tempat dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, masih saja saya temukan kuliner rakyat satu ini.
Di Sukabumi saja, saya sudah mencicipi burjo ini di empat tempat berbeda. Ya, saya temukan penjualnya di hampir setiap kecamatan (bahkan desa), dari Cicurug sampai Sukalarang. Mereka semua asli orang Madura.
Satu hal yang tidak pernah saya lewatkan setiap kali singgah adalah menanyakan Madura-nya daerah mana? Dan semua jawaban sama: Bangkalan.
Satu-satunya yang bukan dari Bangkalan saya temukan di dekat kampus saya, yang ini dari Pamekasan. Itu pun saat saya konfirmasi ke Cak Mail yang ada di foto ini, kata beliau, "Boleh jadi orang itu dulu pernah ikut orang Bangkalan jualan bubur kacang ijo, sebelum jualan sendiri."
(Kalau teman-teman ada yang menemukan di luar Bangkalan tolong tulis di komentar ya, hehe.)
Cak Mail menguatkan argumennya dengan menyebut bahwa semua penjual burjo Madura itu terhimpun dalam satu komunitas. Rata-rata mereka dari Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.
Terkait mudik hari raya. Berbeda dari orang Madura bagian timur yang rata-rata euforia hari lebarannya saat Idul Adha, komunitas burjo Tanah Merah ini justru yang ikut arustama muslim di Indonesia: Idul Fitri.
Cak Mail terlihat bangga waktu saya puji kuliner dari Bangkalan enak-enak, bahkan lebih enak dari daerah Madura lainnya menurut ukuran lidah saya. Favorit saya waktu tur Bangkalan-Sumenep Madura adalah Bebek Sinjai (khas Bangkalan).
Satu lagi. Ternyata bukan hanya penjual burjo, tapi juga pangkas rambut Madura --yang bahkan sampai masuk di pelosok desa-desa yang ada di Sulawesi-- yang sudah saya tanya, semuanya berasal dari Bangkalan. Khusus penjual sate Madura saya belum survei, karena saya jarang makan sate (kecuali sate Ponorogo yang cocok di lidah saya, hehe.).
Mungkin di sini ada bisa menjelaskan, kenapa perantau Madura itu didominasi oleh orang Bangkalan daripada daerah lainnya? Saya sudah baca disertasi Pak Kunto tentang perubahan sosial masyarakat Madura, tapi saya belum menemukan jawaban atas pertanyaan ini. 🙂
No Response to "ORANG BANGKALAN DAN BURJO MADURA"
Posting Komentar