Jam 4 shubuh tadi saya ikut menemani dr. Yudi Eka Prasetya, SpB, melakukan vena section alias bedah pembuluh darah vena pada pasien anak dengan syok demam berdarah, yang pembuluh darahnya tidak ketemu setelah dicoba pasang infus berulang kali. Ini merupakan salah satu kegawatan medis yang perlu tindakan segera.
Dr. Yudi ini salah satu konsulen panutan saya dalam hal semangat belajar. Beberapa kali saya ketemu pasien gawat yang perlu tindakan bedah cito (segera). Itu terjadi bahkan sejak saya masih koass (6 tahun silam) sampai sekarang menjadi dokter.
Ya, beliau adalah pembimbing saya waktu masih proses pendidikan dokter. Kini, setelah lulus dan menjadi dokter jaga di RS yg sama membuat saya bisa bersua kembali.
Di sela-sela vena section kami membahas lagi tentang Anatomi Klinis dan Fisiologi sebagai basis belajar ilmu kedokteran yang dulu pernah dibahas waktu saya koass.
Beliau bercerita tentang guru-guru beliau yang hebat, seperti keuletan Prof. Dr. dr. Zainal Mutaqien, SpBS, spesialis bedah saraf yg berhasil mengoperasi pasien epilepsi dengan tingkat kerumitan yg tinggi selama 18 jam di kamar operasi, atau Prof. Dr. dr. Ignatius Riwanto, SpB-KBD, konsultan bedah digestive yang bisa menjelaskan banyak hal sampai berjam-jam hanya bermodal satu slide anatomi saluran cerna.
Cerita tentang guru-guru itu, membuat saya, yg awalnya waktu masih S1 sebelum kaoss mengikuti proses belajar hanya dengan cara mengalir saja, menjadi termotivasi untuk membaca dua buku Anatomi Klinis dan Fisiologi Manusia, bukan karena tuntutan tugas, tapi karena kesadaran dan rasa ingin tahu yg murni.
Hasilnya, masyaAllah, sungguh kedokteran ini ilmu yang asyik karena bisa dinalar semua. Belajar susunan dan fungsi tubuh manusia sejak dari sel sebagai penyusun organ tubuh, yang di dalam sel itu sendiri masih ada banyak sekali organela (organnya sel) justru mendatangkan banyak ketakjuban.
Sampai hari ini, setiap kali bertemu beberapa koass saat jaga (termasuk kepada istri sendiri), saya selalu memotivasi mereka agar membaca dua buku ini. Buku yang membuka cakrawala berpikir.
Harus diakui tidak semua orang punya kecocokan dengan gaya mengajar tiap konsulen. Dan sampai sekarang sy selalu bersyukur dulu waktu koas stase awal saya adalah Bedah, yang membuat saya ketemu dr. Yudi lebih awal.
No Response to "Peristiwa Hari ini"
Posting Komentar