Rinai hujan sore tadi, aku berteduh di bawah payung milik penjual ketoprak (belain hujan2an demi pengen makan ketoprak, hehe). Sembari menunggu si bapak penjual yg sedang shalat, nampak olehku gerobak sendal di seberang jalan yg jg sedang berteduh karena kehujanan.
Pemilik sepeda dengan gerobak sendalnya itu tidaklah asing bagiku, seorang bapak paruh baya, yg setiap hari menjajakan dagangan sendalnya di sekitar kampus UMS, bahkan di lain waktu aku pernah menjumpainya di sekitar Manahan.
Ada sedikit cerita yg pengen aku bagi. Aku sudah lupa kapan terakhir beli sendal ke bapak itu, yg aku ingat adalah sudah 3x aku beli sendal ke bapaknya. Entah kenapa, beli sendal di sini jauh lebih berkesan bagiku dari pada beli di toko apalagi di mal. Berkesan karena harga sendal di toko maupun mal jarang ada diskonan. Hahaha..
Di waktu yg sama, masih kuingat dulu, seorang ibu ditemani suaminya turun dari mobil, tanya harga, kemudian menawar sampe hampir setengahnya, yg menurutku di luar batas sewajarnya.. ujung2nya pun tidak jadi beli.
Memang sih hak pembeli mau beli apa tidak, tapi ya mbok kasian dikitlah sama bapaknya, kalo memang tidak niat, tidak perlu nawar harga sampe segitunya dan berharap --aji mumpung-- si bapak pasrah melepas dengan harga yg murah.
Padahal bicara harga, sandal yg dijual oleh bapak ini juga relatif lebih murah dibanding tempat lainnya. Itu yg membuatku segan untuk menawarnya. Bahkan saat beli sendal sengaja tidak aku tawar, eh, malah bapaknya sendiri yg menurunkan harga. Betapa senangnya aku saat itu, kukatakan: "Pak, sy nggak menawar lo ya, bapak sendiri yg menurunkan harga."
Si bapak dengan ikhlas tersenyum.
Dari sini aku menarik kesimpulan, oh, ternyata dalam berdagang, bapak ini mengambil keuntungan sewajarnya. Beliau sengaja menaikkan harga di awal mungkin sebagai kompensasi dari kebiasaan pembeli yg menawar secara tidak wajar.
Demikian sedikit cerita.. semoga kita bisa memetik hikmah dalam hal bermuamalah.
25012017
Bapak Penjual Sendal
05.29
Rumahku Surgaku
Posted in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Bapak Penjual Sendal"
Posting Komentar