Adik-adikku, kalian remaja putri yang akan beranjak dewasa. Ketahuilah dalam hidup ini ada satu benda berharga yang paling harus dijaga oleh seorang wanita, apa itu? Kehormatannya. Dialah benda yang lebih berharga dari sekedar harta (yang bisa hilang dicuri orang) atau pun kecantikan (yang bisa pudar oleh waktu). Kabar buruknya, sekali kehormatan itu hancur, akan turun drastis nilai seorang wanita di mata pria. Kabar baiknya, tidak ada seorang pun yang bisa merampas kehormatan wanita selama dia mau menjaganya. Kalian adalah pemegang kuncinya. Jika pria dilihat dari masa depannya, maka wanita sebaliknya.
Dalam perjalanan kakakmu ini mengenal seorang gadis (kakak-kakak kalian), ada dua alasan yang mendorong mereka ingin berpacaran. Yang pertama karena mereka takut kehabisan ‘stok’ jodoh atau orang yang dinaksir keburu digebet wanita lain (huh, sadis). Yang kedua karena tidak ada hiburan, hidup jadi sepi, tidak ada yang menanyakan kabar, sudah makan, sudah tidur belum, atau sudah shalat belum (upss). Kalau hanya masalah itu adik-adikku, percayalah, Tuhan tidak pernah salah menukar jodoh manusia. Adapun jika kau merasa kesepian dan tidak ada hiburan, hei, lihatlah di luar sana masih banyak orang yang lebih nestapa hidupnya dari kita. Sebenarnya masih ada satu lagi: tidak bisa menolak ajakan cowok yang mengajaknya berpacaran –apakah cowok itu baik atau tidak. Terlebih cowoknya itu memang baik, gagah, calm, kaya, dan ah.. Pokoknya perfect dah (ngalahin kerennya personil boyband). Tapi biarkan ini jadi pembahasan kita di akhir, supaya kalian bisa menyimpulkan sendiri bagaimana seharusnya kita menjaga kehormatan perasaan.
Adapun kalian yang putra (saya sendiri putra, hehe). Ketahuilah, tanggung jawab dan kepastian itu adalah kebanggaan setiap gadis –terlebih orang tuanya si gadis. Jika belum siap memberikan kepastian, jangan malah mengajak meraka main-main. Sebagian besar dari mereka ini paling suka dirayu, sebagian dari mereka juga paling suka dimanja. Kalau kau sudah tahu kelemahan mereka di situ, maka jangan lagi kau serang kelemahan itu. Karena jika jurus gombal itu sudah kau gunakan sementara kau belum bisa memberikan kepastian, hanya untuk senang-senang, berarti kau (saya juga seandainya demikian) memang bukan orang yang bertanggungjawab. Itulah yang disebut pemain cinta –penikmat nafsu dunia (ada lagunya).
Dalam perjalanan kakakmu ini, kalau dia mau merefleksikan dirinya kenapa laki-laki memilih jalan pacaran sebenarnya sama juga dengan 2 alasan wanita tadi. Hanya ada tambahannya: ingin tahu kedalaman perasaan seorang gadis. Keinginan inilah yang kadang tidak sedikit membuat lelaki kebablasan jika tidak ada filter-nya. Karena dia sudah tahu kelemahan orang yang sudah menjadi pacarnya, kadang apapun akan dia usahakan agar keinginan tertingginya ini tercapai. Mau tahu keinginan tertinggi orang yang sedang pacaran? Ah, saya rasa bukan di forum ini kakakmu harus menjawab, nanti yang sedang pacaran bisa marah. Hehehe. Okelah, saya yakin kau sudah dewasa, jika kau ingin tahu, orang pacaran itu ingin kehidupan mereka ya tidak ada bedanya dengan kehidupan suami-istri. Kalau pun tidak menjurus sampai ke situ, yang pasti angan-angan itu tetap ada.
Nah, adik-adikku (baik putra maupun putri), sekarang kalian sudah mulai mengerti kan? Oke kita lanjutkan. Oh, ya, tadi saya sempat menyinggung kata filter ya? Ya, filter. Filter yang dimaksud di sini adalah pemahaman agama. Ada orang yang pacaran sekalipun dia paham agama (nah lho,). Kenapa dia tetap memilih pacaran? Itu karena 2 alasan yang sudah kita singgung sebelumnya (tuh di atas, baca lagi sendiri).
Sayangnya, sekalipun filter (pemahaman agamanya) seseorang kuat (harusnya kalau uda kuat malah gak pacaran ya, hehe) kadang masih bisa kebablasan. Penyebabnya tidak lain adalah: Situasi dan Kondisi. Ada yang menunggu bertahun-tahun, ada juga yang hanya beberapa bulan (ah, kalau ini mah barangkali emang gak punya filter). Ingat, sekuat apapun iman seseorang, atau sekuat apapun seseorang memendam hasrat, kalau terpapar ‘antigen’ terus-menerus, ‘antibodi’ itu bisa kalah juga akhirnya. Dan ketahuilah, berat sekali menolak ketika seseorang dalam kondisi terjepit mendapat penawaran seperti itu. Jangankan kita (yang manusia biasa) teman-teman, Nabi saja (Yusuf, as) mengakui, jika bukan karena pertolongan Allah, mungkin perbuatan zina itu sudah terjadi. Silahkan baca sendiri kisahnya di QS. Yusuf.
Jadi, bagi adik-adikku yang belum pacaran, tidak perlu mencoba. Jika sampai menikah kalian tidak pernah melewati jalan ini, itu adalah kado spesial yang luar biasa buat kalian dan pasangan. Adapun yang sekarang sedang terjangkit Virus Merah Jambu akut (istilah orang pacaran), segera sembuhkan jika target menikah kalian masih panjang, sebelum semuanya terlambat dan menjadi kronis. Adapun yang sudah kronis, segeralah menikah (atau kembali berteman seperti biasa), jangan menunda-nunda, jangan menambah dosa yang sudah ada. Sampai kapan pun kita tidak akan pernah tahu Situasi dan Kondisi yang menghampiri kita, sebagaimana kita tidak pernah tahu masa depan. Dan yang pasti, penyesalan selalu di belakang.
Nah, kembali ke adik-adikku, mari kita menjaga kehormatan perasaan. Cinta itu suci, perbuatan kitalah yang kadang mengotori. Sejak pemahaman ini bersarang di otak kakakmu ini, ingin sekali dia menulisnya, tapi belum sempat. Alhamdulillah sudah tercurahkan sekarang. Mari ambil pemahaman baik ini, itulah cara belajar hidup yang paling mulia, tidak menunggu harus terjangkit virusnya. Karena itu menyakitkan.
Terakhir, jika kau masih bertanya; lantas bagaimana solusi jika badai ‘cinta dan perasaan’ itu datang? Yang kakakmu lakukan selama ini hanyalah: memendam perasaan. Kalau pun khalayak ternyata akhirnya tahu, maka cukuplah itu menjadi rasa suka, suka-sama-suka; biarkan waktu yang menjawab, apakah rasa suka itu semakin membesar, atau sebaliknya, memudar.
Tidak perlu dilanjutkan menjadi pacaran.